Apa itu Forex Slippage dan Mengapa Hal itu Terjadi?

Forex slippage adalah situasi ketika seorang trader menempatkan order pada harga yang berbeda dari harga transaksi aktual saat trading. Forex slippage berkaitan erat dengan likuiditas pasangan mata uang.

Biasanya ada pasangan mata uang tertentu di pasar forex yang memiliki jumlah trader lebih banyak dan volume trading lebih tinggi serta likuiditas lebih baik, seperti Dolar AS (USD), Pound Inggris (GBP), Dolar Kanada (CAD), dll. Mata uang lain diperdagangkan dalam volume lebih kecil dan kurang likuid, dan di situlah slippage lebih mungkin terjadi di pasar forex.

Slippage tidak selalu merupakan hal yang buruk. Faktanya, ada slippage positif dan negatif dalam trading forex. Slippage positif adalah situasi ketika harga transaksi akhir lebih baik daripada harga yang dikutip, misalnya, jika posisi short ditutup pada harga yang lebih rendah, trader dapat memperoleh keuntungan lebih besar. Slippage negatif, di sisi lain, dapat mengakibatkan pengembalian yang berkurang atau bahkan kerugian bagi trader.

Slippage tidak terlalu sering terjadi. Biasanya perdagangan ditempatkan pada harga yang sama dengan harga transaksi aktual tanpa slippage. Pada saat yang sama, jumlah dan frekuensi slippage yang dialami oleh para trader bervariasi antara platform pialang karena platform perdagangan yang berbeda memiliki penyedia likuiditas yang berbeda. Alasan terjadinya slippage bervariasi dan terkadang sulit dihindari. Penyebab yang paling signifikan adalah ketiadaan likuiditas dan latensi jaringan.

Daftar Isi

• Masalah Ketiadaan Likuiditas

• Masalah Jaringan

Masalah Ketiadaan Likuiditas

Misalnya, jika seorang trader ingin memperdagangkan $1.000 pada harga pasar 1,2300 dan hanya ada likuiditas $800 di pasar pada saat trading dimulai, sisa $200 akan diperdagangkan pada harga berikutnya – ini adalah slippage karena ketiadaan likuiditas.

Masalah likuiditas dapat menjadi sangat akut ketika ada perubahan tajam dalam sentimen pasar dan mungkin ada pemutusan besar dalam kuotasi pasar, yang mengakibatkan slippage besar. Misalnya, dalam kasus pengumuman tiba-tiba bank sentral Swiss tentang batas bawah EUR/CHF yang mengakibatkan pengurangan signifikan dalam likuiditas CHF, yang menyebabkan terjadinya slippage besar.

Baca : Bagaimana seharusnya trader melakukan analisis teknis forex?

Masalah Jaringan

Berbagai platform trading forex menggunakan kinerja server yang berbeda. Platform trading forex ritel perlu mengirimkan perintah trader ke pasar antarbank saat menyelesaikan perintah trader, lalu menghitung kuotasi terbaik melalui sistem kuotasi. Selama proses ini, jika ada masalah dengan platform perdagangan seperti latensi jaringan, hal itu dapat mengakibatkan kuotasi terputus-putus dan akhirnya terjadi slippage.

Terjadinya slippage dapat menimbulkan risiko yang tidak terduga bagi trader, tetapi pada kenyataannya, slippage tidak dapat dihindari, jadi bagaimana trader harus menghadapi terjadinya slippage?

Pertama, trader harus melakukan analisis fundamental dengan baik, memperhatikan dan mendapatkan wawasan tentang realitas, dan mencoba menghindari perdagangan pasangan mata uang di mana sentimen pasar sangat fluktuatif.

Kedua, trader harus memilih platform perdagangan dan broker dengan kinerja sistem yang kuat, dukungan teknologi keuangan profesional, dan meningkatkan konfigurasi perangkat keras mereka sendiri untuk menghindari slippage yang disebabkan oleh penundaan jaringan, kelambatan, dan waktu henti. Pada saat yang sama, trader harus memilih platform perdagangan yang berpengalaman dengan volume perdagangan yang cukup. Mereka biasanya memiliki penyedia likuiditas yang memadai dan andal yang dapat menyediakan likuiditas yang cukup bagi trader, harga yang optimal, dan kecil kemungkinannya menyebabkan slippage.